Toleransi Agama

Nama : Muhammad Abdul Aziz

Cluster : 52

Fakultas: Vokasi (Desain Grafis)


Indonesia merupakan negara yang terkenal akan keanekaragaman suku, etnis, ras, budaya, dan agama. Masyarakat kita adalah masyarakat yang multikultural, selain itu masyarakat Indonesia juga dikenal sebagai bangsa yang religius. Menurut Soerjono Soekanto, masyarakat merupakan sebuah interaksi dalam sosial, dan agama merupakan aspek yang paling dekat dengan masyarakat. Di Indonesia sendiri setidaknya ada enam agama yang diakui secara nasional, yaitu Kristen, Islam, Khatolik Hindhu, Budha, dan Konghucu. Kemajemukan tersebut diibaratkan dua mata pisau yang dapat memberikan keuntungan dan juga dapat menyebabkan permusuhan. 

Tidak jarang konflik terjadi karena perbedaan-perbedaan yang ada, terlebih perbedaan agama. Sikap etnosentrisme tumbuh subur di negara ini, banyak diantara mereka yang menganggap golongannya lebih baik dari golongan manapun. Dari situlah muncul benih-benih kebencian terhadap golongan lain sehingga memicu terjadinya konflik. Mereka mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan dan toleransi antarumat beragama. Berbicara tentang toleransi tentunya tidak lepas dari open minded. Bahwa perbedaan tidak lantas menjadikan kita kaku dan mengkotak-kotakkan manusia berdasarkan ras, suku, budaya, dan agama. Apalagi membenci dan mengucilkan orang-orang yang tidak sepaham agamanya dengan kita.

Perlu dipahami kembali nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang tertuang dalam Pancasila dan UUD 1945. Sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa” dan pasal 29 ayat 2 UUD 1945 “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayannya itu.” Menguatkan tentang perlunya toleransi beragama yang harus dilaksanakan di Indonesia. Kita juga sudah dipersatukan dengan Sumpah Pemuda pada 1928, yang mana nilai-nilai persatuan telah diikrarkan waktu itu. Memangnya mengapa kalau kita berbeda? Bukankah pelangi indah karena bermacam-macam warnanya. Jika semua warnanya sama, dimana letak keindahannya. Jika dilihat dari sudut keagamaan, secara akidah memang kita sangat berbeda tetapi dalam hidup bersosial seharusnya kita tidak memandang suatu perbedaan sebagai penghalang dalam hidup bermasyarakat. Kita manusia sebagai makhluk sosial pastinya membutuhkan satu sama lain dan tidak dapat hidup tanpa bantuan manusia lain. 

Hal yang harus diantisipasi adalah peluang untuk para pembenci yang menyebarkan api permusuhan diantara kita. Masyarakat kita sangat mudah dibenturkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab dengan membawa isu-isu yang berbau agama. Misalnya penyerangan dan pembakaran gereja umat kristiani beberapa waktu lalu. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat tentang toleransi beragama masih rendah dan terbukti dengan masih adanya kekeliruan memahami agama. Sebenarnya nilai-nilai kemanusiaan dan kedamaian telah diajarkan oleh setiap agama di dunia ini. Setiap agama juga tentu menganjurkan penganutnya untuk berbuat baik kepada sesama manusia. Toleransi di negara kita akan menjadi mimpi di siang bolong jika kita tidak mau berusaha untuk mewujudkannya. Langkah awal yang bisa kita lakukan adalah dimulai dari sendiri dengan memahami apa itu toleransi serta menanamkan sikap toleransi itu kepada diri kita. pengertian toleransi secara luas adalah suatu perilaku atau sikap manusia yang tidak menyimpang dari aturan, dimana seseorang menghormati atau menghargai setiap tindakan yang dilakukan orang lain. Toleransi juga dapat berarti suatu sikap saling menghormati dan menghargai antarkelompok atau antarindividu (perseorangan) baik itu dalam masyarakat atau dalam lingkung yang lain. Dari beberapa definisi diatas, dapat kita pahami bahwa toleransi adalah sikap mau menerima dan menghargai segala perbedaan. Dalam toleransi beragama, dapat kita lakukan dengan cara saling menghargai antar penganut agama lain. Selanjutnya yang dapat kita lakukan yaitu saling menjaga silaturahmi dan saling berkomunikasi antarumat beragama agar tidak saling curiga satu sama lain. Misalnya bergabung dengan komunitas lintas iman, Young Interfaith Peacemaker Community Indonesia (YIPCI) dengan salah satu jargon yang saya ingat “salam peace shalom” merupakan gabungan dari dua komunitas Islam dan Kristen yang menampik segala prasangka terhadap agama lain dengan saling berdiskusi lintas iman. Komunitas ini mengajarkan arti toleransi yang sebenarnya dan saling menyebarkan kedamaian. Dengan demikian, cita-cita luhur bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa yang aman dan damai dapat sama-sama kita wujudkan. 

Kenyataan  ini  dengan  sendirinya  memaksa  negara  untuk  terlibat  dalam  menata kehidupan  beragama.  Tiap  pemeluk  agama  memiliki  dan  mendapatkan  kesempatan untuk  memeluk  agama  dan  menciptakan  kehidupan  beragama  sesuai  dengan  ajaran agama  masing-masing.  Pengembangan  agama  dan  kehidupan  beragama  tidak  boleh menjurus ke arah tumbuhnya pemikiran dan pemahaman agama yang sempit karena hal ini  akan  menimbulkan  konflik  antar  agama  melainkan keberagaman  yang  dimiliki bangsa  Indonesia  harus  dipandang  sebagai  salah  satu  alat  untuk  memperkokoh persatuan  dan  kesatuan  bangsa  dengan  selalu  mengembangkan  sikap  toleran,  saling menghargai  satu  dengan  lainnya.  

Keberagaman  atau  kehidupan  dalam  lingkungan majemuk merupakan sumber kekayaan budaya bangsa. Toleransi atauToleran secara bahasa kata ini berasal dari bahasa latin “tolerare” yang berarti “sabar dan menahan diri”. Toleransi juga dapat berarti suatu sikap saling menghormati dan menghargai antar kelompok atau antar individu (perseorang-an) baik itu   dalam   masyarakat   ataupun   dalam   lingkup   yang   lain.   Sikap   toleransi   dapat menghindari   terjadinya diskriminasi,   walaupun   banyak terdapat   kelompok   atau golongan   yang   berbeda   dalam   suatu   kelompok   masyarakat. Dalam   kehidupan masyarakat  yang  serba  majemuk,  berbagai  perbedaan  yang  ada  seperti  dalam  suku, agama,  ras  atau  antar  golongan,  merupakan  realita  yang  harus  didayagunakan  untuk memajukan  negara  dan  bangsa  Indonesia,  menuju  cita-cita  yang  diinginkan  yaitu masyarakat  adil  dan  makmur  berdasarkan  Pancasila  dan  UUD  1945  dalam  Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Ketuhanan adalah salah satu faktor penting dalam kehidupan kita, dengan kita menjadikan Tuhan dalam seluruh area hidup kita,berarti kita bicara taat apa yang  mau Tuhan lakukan pada hidup kita. Dengan mempererat hubungan kita dengan Tuhan baru kita dapat mempererat hubungan antar agama dan menciptakan toleransi. Mempererat hubungan dengan antar agama menciptakan perdamaian pada agama, tidak adanya perpecahan, tidak adanya penisataan agama. Mempererat hubungan antar agama memang tidak mudah. Mempererat hubungan antar agama berarti menyatukan seluruh orang -orang tanpa melihat latar belakaang agama mereka. Mempererat hubungan antar agama berarti siap untuk menerima segala perbedaan yang ada antara satu dengan yang lainnya. Sepertinya yang telah teman saya katakan tadi, dengan terciptanya perdamaian antar agama akan menciptakan perdamaian bagi para penganut agama dan masalah -masalah yang mengandung unsur -unsur keagamaan dapat kita hindari. Contohnya adalah kasus di cikarang beberapa bulan lalu tepatnya pada bulan April 2020, dimana pandemi baru mulai marak di Indonesia.

Sebuah video yang memperlihatkan sekeluarga di Cikarang diprotes warga lantaran melakukan ibadah online,viral di media sosial. Dalam rekaman yang diunggah, terlihat ada dua orang pria mendatangi rumah warga. Salah satu pria masuk ke dalam rumah dan terlihat marah-marah. Dalam keterangan akun tersebut, mengaku bahwa peristiwa itu dialamioleh keluarga sepupunya. Tiba-tiba saja ada oknum yang melarang sepupunya untuk melaksanakan ibadah. Lebih lanjut, ia pun menjelaskan kronologi insiden tersebut. Katanya, pelarangan ibadah ini dilakukan oleh tetangga dan Ketua RT di lingkungan rumah sepupunya yang ada di Rawa Sentul, Cikarang Pusat. Saat mengadakan ibadah online di rumah, dan yang pasti hanya terdiri dari keluarga inti, tiba-tiba seorang warga dan Ketua RT datang dengan marah-marah membubarkan. 

kegiatan ibadah yang sudah dilakukan. Hal tersebut divideo-kan dan menjadi viral di media sosial. Setelah menerobos masuk ke rumah dan marah-marah, oknum tersebut pun pergi. Namun, ternyata hal ini bukanlah hal yang pertama kali terjadi. Sekitar 12 tahun yang lalu, warga sekitar mendemo dan meneror rumah tersebut saat ibadah syukuran rumah.Ada salah satu warga net beranggapan, “Agama itu kan ada 5 harusnya kita saling menghargai kenapa malah begitu sbg ketua RT. Mereka juga ibadah dari rumah karna anjuran pemerintah begitupun dgn agama kita lagi wabah begini harusnya saling mendoakan biar wabah nya segera hilang bukan malah melarang ibadah.”Sementara itu, sebagai upaya menekan penyebaran pandemi virus corona (Covid-19), para pemuka agama menegaskan kepada masing-masing umat beragama di Indonesia untuk beribadah di rumah masing-masing. Masyarakat juga diimbau agar semakin meningkatkan ibadah lebih dari hari biasanya.Seruan itu datang dari Pemuka agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Kong Hucu dalam konferensi pers di Kantor Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang disiarkan secara live streaming, Sabtu 28 Maret 2020 silam.

Dari kasus tersebut, dapat diketahui bahwa tingkat toleransi di Indonesiamasih sangat minim khususnya pada kaum minoritas yang sering kali terdiskriminasi dan tertindas. Padahal beribadah adalah hak setiap warga dan dalam kasus tersebut korban tidak menyalahi aturan PSBB yang melarang beribadah di tempat ibadah karena nyatanyaibadah dilakukan di dalam rumah. Apabila, hal ini terus berlanjut, maka akan merusak kedamaian dan tatanan tertib sosial yang berlaku di masyarakat. Oleh karena itu, diperlukannya kerja sama dari pemerintah pusat hingga tingkat rukun tetangga, untuk menjaga keamanan dan memfasilitasi masyarakat dalam beribadah.Setiap manusia memiliki haknya sendiri dalam menjalani kehidupan ini. Walaupun memang terdapat minoritas dalam suatu kalangan, alangkah baiknya apabila kita semua yang hidup berdampingan memiliki rasa toleransi yang cukup. Karena tanpa adanya rasa toleransi sesame manusia, maka akan sulit menciptakan kedamaian di dunia ini. Maka dari itu, mari kita bersama sama menciptakan rasa toleransi agar kita semua dapat menjalani hidup yang bahagia dan damai dengan sesama walaupun terdapat perbedaan.


Komentar

Postingan Populer